Bayak pelatih
dan atlet sangat mempercayai ritual makanan khusus sebelum pertandingan. Sebagai
contoh, suatu tim sepak bola selalu sarapan steak sebelum bertanding. Yang lain
mungkin menambahkan pisang salam santapan sebelum bertanding. Apakah ritual ini
bermanfaat ?
Banyak
penelitian telah dilakukan untuk menentukan efek makanan sebelum bertanding
pada prestasi atletik. Meskipun penelitian laboratorium membuktikan bahwa
bahan-bahan tertentu misalnya kafein meningkatkan daya tahan, namun belum ada
ditemukan bahan makanan yang bisa meningkatkan kinerja atlet. Pelatihan yang
telah dilakukan atlet adalah penentu utama prestasi. Meskipun tidak ada makanan
tertentu yang memberi manfaat khusus sebelum suatu kompetisi, beberapa pilihan
makanan sebenarnya malah menghambat atlet. Sebagai contoh hidangan steak banyak
mengandung lemak dan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna malah
dapat mengganggu kinerja tim sepak bola dan karenanya perlu dihindari. Namun,
ritual makan yang tidak mengganggu
prestasi atletik, misalnya makan pisang, tetapi
memberi tambahan semangat atau percaya diri tidaklah berbahaya dan harus
dihargai. Orang mungkin memberi arti tertentu pada suatu makanan, dan
kepercayaan mereka pada praktek-praktek ini dapat memberi perbedaan antara
menang dan kalah.
Manfaat
terbesar makanan prapertandingan adalah mencegah lapar selagi bertanding. Karena
lambung mungkin memerlukan waktu satu sampai empat jalan untuk kosong maka
atlet perlu makan paling tidak tiga sampai empat jam sebelum pertandingan
dimulai. Sebelum bertanding atlet sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dalam
jumlah berlebihan. Makanan yang tertinggal dilambung selama pertandingan dapat
menyebabkan mual dan mungkin muntah. Keadaan ini dapat diperparah oleh rasa
cemas, yang memperlambat pencernaan dan menunda pengosongan lambung melalui system
saraf simpatis.
Pilihan
terbaik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat serta rendah lemak
dan protein. Tujuannya adalah mempertahankan kadar glukosa darah dan simpanan
karbohidrat di tubuh dan menghindari penumpukan makanan yang belum tercerna di lambung sewaktu bertanding. Makanan
tinggi karbohidrat dianjurkan karena lebih cepat dikosongkan dari lambung
daripada makanan yang mengandung lemak atau protein. Karbohidrat tidak
menghambat pengosongan lambung melalui pelepasan enterogastron, sementara lemak
dan protein melakukannya. Lemak pada khususnya mengahmbat pengosongan lambung
dan lambat dicerna. Pemrosesan metabolic terhadap protein menghasilkan zat sisa
bernitrogen misalnya urea yang aktivitas osmotiknya menarik air dari tubuh dan
meningkatkan volume urin, yaitu dua hal yang tidak diinginkan selama
pertandingan. Pilihan yang baik untuk makanan sebelum pertandingan antara lain
adalah roti, pasta, nai, kentang, gelatin, dan jus buah. Karbohidrat kompleks
ini tidak saja akan telah dikosongkan dari lambung jika dikonsumsi satu sampai
empat jam sebelum pertandingan tetapi juga membantu mempertahankan kadar
glukosa darah selama bertanding.
Meskipun
tampaknya logis jika kita mengonsumsi sesuatu yang manis sesaat sebelum
bertanding untuk menaghasilkan tambahan tenaga makanan atau minuman tinggi gula
seyogiyanya dihindari karena dapat memicu pelepasan insulin. Insulin adalah hormone
yang meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel. Setelah seseorang mulai
berolahraga, sensitivitasnya terhadap insulin meningkat, yang menurunkan kadar
glukosa plasma. Kadar glukosa plasma yang turun memicu rasa lelah dan
meningkatkan pemakaian glikogen otot, yang dapat membatasi kinerja dalam
pertandingan yang memerlukan daya tahan seperti marathon. Karena itu, konsumsi
gula tepat sebelum kompetisi malah dapat dapat menghambat kinerja bukannya
memberi tambahan tenaga seperti yang
dicari.
Dalam satu
jam pertandingan, atlet sebaiknya hanya minum air untuk memastikan hidrasi yang
cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar