Senin, 13 Juli 2015

Makan Sebelum Pertandingan : Apa Yang Masuk Dan Apa Yang Keluar ?




Bayak pelatih dan atlet sangat mempercayai ritual makanan khusus sebelum pertandingan. Sebagai contoh, suatu tim sepak bola selalu sarapan steak sebelum bertanding. Yang lain mungkin menambahkan pisang salam santapan sebelum bertanding. Apakah ritual ini bermanfaat ?
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan efek makanan sebelum bertanding pada prestasi atletik. Meskipun penelitian laboratorium membuktikan bahwa bahan-bahan tertentu misalnya kafein meningkatkan daya tahan, namun belum ada ditemukan bahan makanan yang bisa meningkatkan kinerja atlet. Pelatihan yang telah dilakukan atlet adalah penentu utama prestasi. Meskipun tidak ada makanan tertentu yang memberi manfaat khusus sebelum suatu kompetisi, beberapa pilihan makanan sebenarnya malah menghambat atlet. Sebagai contoh hidangan steak banyak mengandung lemak dan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna malah dapat mengganggu kinerja tim sepak bola dan karenanya perlu dihindari. Namun, ritual makan  yang tidak mengganggu prestasi atletik, misalnya makan pisang, tetapi  memberi tambahan semangat atau percaya diri tidaklah berbahaya dan harus dihargai. Orang mungkin memberi arti tertentu pada suatu makanan, dan kepercayaan mereka pada praktek-praktek ini dapat memberi perbedaan antara menang dan kalah.
Manfaat terbesar makanan prapertandingan adalah mencegah lapar selagi bertanding. Karena lambung mungkin memerlukan waktu satu sampai empat jalan untuk kosong maka atlet perlu makan paling tidak tiga sampai empat jam sebelum pertandingan dimulai. Sebelum bertanding atlet sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan. Makanan yang tertinggal dilambung selama pertandingan dapat menyebabkan mual dan mungkin muntah. Keadaan ini dapat diperparah oleh rasa cemas, yang memperlambat pencernaan dan menunda pengosongan lambung melalui system saraf simpatis.
Pilihan terbaik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat serta rendah lemak dan protein. Tujuannya adalah mempertahankan kadar glukosa darah dan simpanan karbohidrat di tubuh dan menghindari penumpukan makanan yang belum  tercerna di lambung sewaktu bertanding. Makanan tinggi karbohidrat dianjurkan karena lebih cepat dikosongkan dari lambung daripada makanan yang mengandung lemak atau protein. Karbohidrat tidak menghambat pengosongan lambung melalui pelepasan enterogastron, sementara lemak dan protein melakukannya. Lemak pada khususnya mengahmbat pengosongan lambung dan lambat dicerna. Pemrosesan metabolic terhadap protein menghasilkan zat sisa bernitrogen misalnya urea yang aktivitas osmotiknya menarik air dari tubuh dan meningkatkan volume urin, yaitu dua hal yang tidak diinginkan selama pertandingan. Pilihan yang baik untuk makanan sebelum pertandingan antara lain adalah roti, pasta, nai, kentang, gelatin, dan jus buah. Karbohidrat kompleks ini tidak saja akan telah dikosongkan dari lambung jika dikonsumsi satu sampai empat jam sebelum pertandingan tetapi juga membantu mempertahankan kadar glukosa darah selama bertanding.
Meskipun tampaknya logis jika kita mengonsumsi sesuatu yang manis sesaat sebelum bertanding untuk menaghasilkan tambahan tenaga makanan atau minuman tinggi gula seyogiyanya dihindari karena dapat memicu pelepasan insulin. Insulin adalah hormone yang meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel. Setelah seseorang mulai berolahraga, sensitivitasnya terhadap insulin meningkat, yang menurunkan kadar glukosa plasma. Kadar glukosa plasma yang turun memicu rasa lelah dan meningkatkan pemakaian glikogen otot, yang dapat membatasi kinerja dalam pertandingan yang memerlukan daya tahan seperti marathon. Karena itu, konsumsi gula tepat sebelum kompetisi malah dapat dapat menghambat kinerja bukannya memberi tambahan tenaga  seperti yang dicari.
Dalam satu jam pertandingan, atlet sebaiknya hanya minum air untuk memastikan hidrasi yang cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar