Semakin
banyak orang dari segala usia ikut serta dalam program jogging atau jalan kaki untuk memperbaiki tingkat kebugaran dan
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Untuk orang yang tinggal
dilingkungan yang mengalami perubahan suhu musiman, olahraga luar ruang selama
transisi dari keadaan dingin musim panas dapat berbahaya.jika intensitas
olahraga tidak disesuaikan sampai peserta secara bertahap menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan yang lebih panas, dapat terjadi dehidrasi dan
pengeluaran garam yang menyebabkan heat
camps, heat exhaustion, atau bahkan heat
stroke dan kematian.
Kata aklimatisasi merujuk kepada adaptasi
bertahap yang dilakukan tubuh untuk mempertahankan homeostasis jangka panjang
sebagai respons terhadap perubahan fisik berkepanjangan di lingkungan sekitar,
misalnya perubahan suhu. Ketika seseorang berolahraga dalam cuaca panas tanpa
beradaptasi secara gradual ke lingkungan panas maka tubuh dapat menghadapi dilemma
yang berbahaya. Selama olahraga, banyak darah yang harus dialirkan ke otot
untuk memasok O2 dan nutrient serta mengeluarkan zat sisa yang menumpuk
akibat tingkat aktivitas yang tinggi. Otot yang berolahraga juga menghasilkan
panas. Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam mengahadapi panas tambahan ini,
aliran darah ke kulit ditingkatkan sehingga panas dari darah yang hangat dapat
dikeluarkan melalui kulit ke lingkungan sekitar. Jika suhu lingkungan lebih
panas daripada suhu tubuh maka panas tidak dapat dikeluarkan dari darah ke
lingkungan sekitar meskipun terjadi vasodilatasi kulit yang maksimal. Tubuh malam
menerima panas dari lingkungan yang lebih hangat dan hal ini menambah dilemma. Karena
aliran darah meningkat ke otot dan kulit saat seseorang berolahraga pada cuaca
panas maka darah yang dikembalikan ke jantung berkurang dan jantung memompa
lebih sedikit darah per denyut sesuai dengan mekanisme Frank-Starling. Karena itu,
jantung harus berdenyut lebih cepat dibandingkan jika dilingkungan dingin
jumlah yang sama per menit. Meningktnya kecepatan pemompaan jantung juga
menambah produksi panas.
![]() |
Add caption |
Jumlah
keringat juga meningkat sehingga dapat terjadi pendinginan evaporative untuk
membantu mempertahankan suhu tubuh selama periode penambahan panas berlebihan. Pada
orang yang belum teraklimitasasi, kecepatan berkeringat maksimal adalah sekitar
1,5 liter per jam. Selama berkeringat, air menahan garam seperti air yang
keluar. Berkurangnya volume plasma karena berkeringat semakin mengurangi jumlah
darah yang tersedia bagi otot dan untuk pendinginan melalui vasodilatasi kulit.
Jantung
memiliki kecepatan denyut maksimal yang dapat dicapainya. Jika olahraga
berlanjut dengan intensitas tinggi dan kecepatan maksimal ini telah tercapai
maka otot-otot yang berolahraga akan akan memenankan perebutan pasokan darah
ini. Tubuh berespons dengan melakukan kontriksi arteriol, mengorbankan
pendinginan untuk mempertahankan curah jantung dan tekanan darah. Jika olahraga
berlanjut, panas tubuh akan terus meningkat, dan dapat terjadi heat exhaustion (nadi cepat dan lemah;
hipotensi,keringat berlebihan; dan disorientasi) atau heat stroke (kegagalan pusat
control suhu di hipotalamus; kulit panas kering; kebingungan ekstrim atau
pingsan, dan mungkin kematian). Pada kenyataannya, setiap tahun orang meninggal
karena heat stroke dalam lari marathon
pada cuaca panas dan lembab.
Referensi
:
Laurale
Sherwood. 2011.Fisiologi Manusia Dari Sel
ke Sistem Edisi 6.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar