Rabu, 29 Juli 2015

Doping Darah : Lebih Banyak Hal Baik Berarti Lebih Baik ?



Otot-otot yang berolahraga memerlukan penyaluran oksigen yang terus menrus agar dapat terus menghasilkan energi untuk melakukan akitivitas terkait daya tahan. Doping darah adalah suatu teknik yang diancang untuk meningkatkan secara temporer kemampuan darah mengangkut oksigen dalam upaya memperoleh keunggulan kompetitif. Doping darah mencakup pengeluaran darah dari seorang atlet yang segera diikuti oleh pengimpusan kempbali plasma tetapi SDMnya dibekukan untuk dimasukkan kembali 1-7 hari sebelum bertanding. Biasanya dilakukan pengambilan 1-4 unit darah (1 unit setara dengan 400 ml) pada interval 3-8 minggu sebelu bertanding. Dalam periode antara pengambilan-pengambilan darah, aktivitas  eritropoitik meningkat yang memulihkan jumlah SDM ke kadar normal.
 Pengimpusan kembali SDM yang disimpan secara temporer meningkatkan hitung sel darah merah dan kadar Hb diatas normal. Secara teoritis, Doping darah akan bermanfaat bagi atlet daya tahan dengan memperbaiki kemampuan darah mengangkut oksigen namun, jika sel darah merah yang diimpuskan kembali tersebut terlalu banyak maka prestasi malah dapat merosost karena terjadi peningkatan kekentalan darah yang akan menurunkan aliran darah. Riset menunjukkan bahwa pada uji latihan baku di lab, atlet yang menggunakan doping darah mungkin menemukan peningkatan 5%-13% kapasitas aerobik ; penurunan kecepatan denyut jantung sewaktu olahraga dibandingkan dengan kecepatan sewaktu olahraga yang sama tanpa doping darah; dan penurunan kadar asam laktat dalam darah (asam laktat diproduksi ketika otot mengandalkan glikolisis anaerob yang kurang efisien untuk menghasilkan energi).
  Doping darah, meskipun efektif, tetapi dilarang baik dikolegium atletik maupun kompetisi olimpiade atas alasan etis dan medis. Yang perlu diperhatikan, seperti pada pemakaian semua produk pemacu prestasi yang dilarang lainnya, adalah hilangnya kompetisi yang jujur. Selain itu, praktek ini dioerkirakan menjadi peyebab kematian beberapa atlet. Namun, peraturan pelarangan ini sulit diterapkan. Doping darah tidak dapat dideteksi dengan prosedur pemeriksaan yang ada sekarang. Satu-satunya cara untuk mengungkapkan praktek doping darah adalah melalui saksi atau pengakuan diri. Perkembangan terakhir eritropitin sintetik meningkatkan masalah Doping darah. Penyuntikan produk ini merangsang produksi SDM sehingga secara temporer meningkatkan kemampuan darah mengangkut oksigen studi-studi mendalam membuktikan bahwa penyuntikan eritropoitin dapat meningkatkan  prestasi atlet sebesar 7%-10%. Meskipun secara resmi dilarang namun pasar gelap eritropoitin dikalangan atlet yang curang berkembang sejak produk ini tersedia sebagai obat untuk mengobati anemia. Eritropoitin kini luas digunakan para atlet. Balap sepeda, ski lintas alam, serta renang dan lari jarak jauh. Namun, praktek ini tidak bijaksana, tidak hanya karena dampak hukum dan etis tetapi juga karena bahaya peningkatan kekentalan darah. Eritropoitin sisntetik dipercaya merupakan penyeab kematian 20 pepbalap sepeda eropa sejak tahun 1987. Sayangnya, terlalu banyak atlet yang nekat mengambil resiko ini. Pengembangan tes untuk mendeteksi penyalahgunaan eritropoitin akhir-akhir ini diharapkan dapat meredam penggunaan zat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar